Budidaya cabai rawit
Cabe bukan merupakan tanaman asli
Indonesia , walaupun hampir setiap hari penduduk Indonesia makan dengan
cabe. Cabe berasal dari Meksiko, Peru dan Bolivia , tetapi sekarang
sudah tersebar diseluruh dunia. Cabe merupakan komoditas pertanian yang
merakyat seperti halnya bawang merah karena dibutuhkan oleh hampir
seluruh lapisan masyarakat. Sehingga tidak mengherankan bila volume
peredarannya di pasaran sangat besar. Walaupun volumenya sangat besar
dan dibutuhkan oleh semua kalangan, tetapi sampai sekarang harga cabai
tidak pernah mantap (fluktuatif). Di beberapa daerah sentra produksi,
harga berubah hampir setiap waktu, tergantung jumlah barang dan
permintaan. Bila barang tidak ada karena iklim yang tidak mendukung ,
maka harga cabai akan melonjak tinggi. Sebaliknya bila barang sedang
membanjir harga bisa turun drastis. Penurunan harga yang sangat tajam
juga terjadi bila cuaca mendung dan kondisi lembab karena mutu cabe
menurun dan cabe tidak tahan lama disimpan.
JENIS CABE RAWIT
Cabe rawit sering juga disebut Hot
Chili, cabe kecil atau “lombok jempling”. Seperti halnya cabe besar,
cabai rawit juga ada beberapa macam tetapi umumnya dikelompokkan menjadi
tiga jenis :
- Cabe kecil/mini/jemprit
Sesuai dengan namanya bentuk buah cabe
rawit ini kecil dan pendek, panjangnya hanya 1-2 cm saja. Buah muda
biasanya berwarna hijau dan berubah menjadi merah tua kecoklatan bila
masak. Walaupun kecil tapi cabe rawit ini mempunyai rasa paling pedas
di antara semua cabe rawit.
- Cabe rawit putih
Cabe rawit yang bentuk buahnya langsing
dan mempunyai ukuran rata-rata 4-6 cm. Buahnya berwarna kuning
keputih-putihan bila masih muda dan berubah menjadi merah kekuningan
setelah masak. Menurut beberapa pedagang , cabe rawit jenis ini paling
enak bila digunakan sebagai sambal bakso. Bahkan pabrik saus lebih
suka menggunakan cabe rawit putih ini , karena warna sausnya tidak
kotor. Konsumen di Jawa Timur paling menyukai jenis cabe rawit ini
- Cabe rawit hijau
Buah cabe rawit hijau ini besar dan
gemuk, dengan panjang sekitar 3 –4 cm. Sesuai dengan namanya, waktu
muda buahnya berwarna hijau tua dan berubah menjadi merah tua setelah
masak Rasa dari cabe rawit hijau ini lebih pedas dari cabe rawit putih ,
tetapi masih kalah dengan cabe rawit kecil. Umumnya konsumen di
Jakarta dan Bandung yang lebih menyukai cabe rawit ini.
SYARAT TUMBUH CABE RAWIT
Cabe dapat tumbuh di dataran rendah
sampai ketinggian 200 m di atas permukaan laut. Tetapi bila udara
sangat dingin sampai embun membeku (frost) mungkin tanaman akan mati.
Penanaman cabe pada waktu musim kemarau dapat tumbuh dengan baik, asal
mendapat penyiraman cukup . Temperatur yang baik untuk cabe adalah
sekitar 20 o – 25 o C. Bila temperatur sampai 35 o C pertumbuhan kurang baik. Sebaliknya bila temperatur di bawah 10 o C, pertumbuhan kurang baik bahkan dapat mematikan.
Curah hujan pada waktu pertumbuhan
tanaman sampai akhir pertumbuhan yang baik sekitar 600-1250 mm. Bila
curah hujan berlebihan dapat menimbulkan penyakit , terbentuknya buah
kurang dan banyak buah yang rontok Tanah yang tergenang air walaupun
dalam waktu yang tidak terlalu lama , dapat menybabkan rontoknya buah.
Kekurangan hujan , dan tidak ada pengairan juga dapat membuat tanaman
cabe menjadi kerdil. Kelembaban yang rendah dan temperatur yang tinggi
menyebabkan penguapan tinggi , sehingga tanaman akan kekurangan air.
Akibatnya kuncup bunga dan buah yang masih kecil banyak yang rontok.
Cabe rawit dapat ditaam di segala jenis
tanah asal gembur, cukup unsur hara dan tidak tergenang air. Tanah yang
asam kurang baik untuk pertumbuhan cabe, maka perlu ditaburi kapur.
Tanah yang baik bila mempunyai pH sekitar 6,5 .
BUDIDAYA CABE RAWIT
Cabe rawit dapat ditanam baik di dataran
rendah maupun di dataran tinggi, pada musim kemarau maupun musim
hujan. Tanah yang cocok untuk tanaman ini adalah tanah yang subur dan
gembur , cukup mengandung bahan organik,humus dan tersedia saluran
pembuangan air yang baik.
1. Pembibitan
Biji cabe rawit harus
disemaikan lebih dulu sebelum ditanam. Untuk mempercepat pertumbuhannya
, biji cabe sebaiknya direndam dahulu dalam air selama 24 jam sebelum
ditanam. Perlu diperhatikan bahwa biji cabe yang baik adalah biji yang
betul-betul masak dan kering. Cara menyemai biji cabe bermacam-macam ,
ada yang menggunakan kotak pesemaian, pesemaian di lapangan, kantung
plastik atau kantung dari daun kelapa, enau, pisang dll. Tanah yang
digunakan untuk pesemaian menggunakan tanah yang subur dan bebas dari
gangguan hama dan penyakit. Pesemaian sebaiknya menggunakan atap dari
daun rebu, daun kelapa maupun daunan lainnya agar suasana menjadi lebih
lembab dan tanaman tidak terkena sinar matahari langsung. Atap dapat
dibuka atau ditutup menurut keperluan. Kalau pagi sampai jam 10.00 atap
dibuka, kemudian sesudah panas lebih dari jam 10.00 atap ditutup
kembali . Kalau persemaian dibuat dalam kotak kecil dapat dimasukkan
dalam rumah.
2. Pengolahan Tanah
Tanah harus dibajak dan dicangkul cukup
dalam. Maksud pencangkulan tanah adalah untuk membalik tanah dan
menggemburkan tanah. Tanah liat walaupun sudah dicangkul atau dibajak
menjadi gembur , cangkul lebih dalam (30-40 cm) dan diberi pupuk
organis, misalnya kompos atau pupuk kandang dan dapat ditambahkan
pasir. Bila pupuk organis jumlahnya terbatas, maka pemberiannya cukup
pada jarak 60 x 60 cm. Pupuk organik, pasir dan tanah dicampur merata.
Pupuk organik selain menggemburkan tanah juga dapat menambah unsur hara
. Pupuk organik yang diberikan sebaiknya sudah matang atau sudah
menjadi tanah. Pupuk yang mentah biasanya masih panas sehingga dapat
menyebabkan tanaman cabe menjadi layu dan mati.
3. Pembuatan Bedengan
Bedengan dapat dibuat dengan ukuran
lebar sekitar 90, 100 atau 125 cm dengan melihat kondisi tanah. Tinggi
bedengan sekitar 20-30 cm , tergantung keadaan lahan , kalau lahan
sering tergenang air pada waktu musim hujan maka bedengan dipertinggi.
Jarak antar bedengan sekitar 40-5- cm atau dapat dipersempit menjadi
30-35 cm.
4. Pupuk Dasar
Pada waktu menanam cabe , tanah harus
tersedia unsur hara yang cukup, maka bedengan yang telah dipersiapkan
dapat diberi pupuk organik berupa pupuk kandang yang sudah matang.
Pupuk tersebut dapat disebarkan ke seluruh permukaan bedengan atau hanya
ditempat tanaman cabe akan ditanam. Selain itu dapat ditambahkan pula
pupuk SP 36 100 kg perhektar untuk menambah unsur P sedangkan pupuk
lainnya dapat diberikan kemudian.
5. Penanaman
Bibit cabe dapat dipindahkan setelah
tumbuh setinggi kira-kira 15 cm di pesemaian. Penanaman dilakukan
dengan jarak tanam 60 x 90 cm. Pada saat pengambilan semai di lapangan
atau semai kotak dapat menggunakan solet yang ditusukan dengan cara
miring dan diangkat keatas sehingga semai akan terangkat ke atas. Tempat
yang akan ditanami semai dibuat lubang sedalam akar tunggang. Setelah
ditanam segera disiram dan diberi penutup pelepah pisang atau
daun-daunan supaya tidak layu. Bila semai berasal dari kantung plastik,
maka kantong plastik harus disobek lebih dulu pelan-pelan sehingga
media tanahnya tidak pecah. Kalau media tanam pecah ada kemungkinan
tanaman akan menjadi layu. Bila plastik tidak disobek lebih dulu , di
kemudian hari akar akan melingkar tidak dapat berkembang. Setelah bibit
cabe ditanam sebaiknya segera disiram air untuk menjaga kelembaban
dalam tanah dan kelembaban tanaman.
6. Penyiraman, drainase dan mulsa
Tanaman cabe sebaiknya sering disiram
terutama pada saat musim kemarau karena tanahnya cepat kering. Tanaman
yang terlalu lama kekeringan maka pertumbuhannya akan kerdil . Untuk
menghindari kekeringan dapat menggunakan mulsa dari dedaunan maupun dari
jerami padi, Mulsa dari daun lama kelamaan akan menjadi pupuk organik
sehingga menambah kesuburan tanah.
Jika menanam cabe pada musim hujan
diusahakan jangan sampai tergenang air. Bila tanaman cabe terlalu lama
tergenang air, akar-akarnya dapat menjadi busuk, daun mudah rontok dan
akhirnya tanaman mati.
7. Penyiangan
Bila di lahan banyak gulma maka harus
segera disiangi agar tidak menjadi pesaing bagi tanaman cabai untuk
mendapatkan unsur hara. Jika dalam jangka waktu lama gulma tidak segera
disiang, tanaman cabe akan menjadi kurus dan kerdil. Namun pencabutan
gulma perlu dilakukan hati-hati agar tidak merusak tanaman cabenya.
Untuk mengurangi munculnya gulma dapat juga menggunakan herbisida
sebelum bibit cabe ditanam.
8. Penggemburan
Tanah yang terlalu padat harus
digemburkan dengan cara dicangkul (didangir) . Tanah yang gembur
peredaran udaranya menjadi lebih baik, sehingga perakaran menjadi lebih
sehat. Pada waktu menggemburkan tanah harus hati-hati, jangan terlalu
dalam sebab jika terlalu dalam dapat merusak perakaran. Akar yang luka
tau putus juga mudah terkena infeksi sehingga tanaman menjadi sakit dan
mati.
9. Pemupukan
Tanaman cabe yang telah ditanam sekitar
satu minggu dapat segera dipupuk dengan pupuk N, K atau campuran urea
dan KCl sebanyak 2 gram setiap tanaman. Pupuk SP 36 tidak perlu
diberikan lagi karena sudah diberikan sebelum penanaman sebagai pupuk
dasar. Pada waktu melakukan pemupukan tidak boleh mengenai batang
karena akan merusak batang. Pada waktu tanaman berumur 2-3 minggu
dipupuk lagi sebanyak 5 gram per pohon. Penggunaan pupuk daun maupun
zat perangsang tumbuhan dapat diberikan sesuai dosis anjuran dalam label
kemasan.
10. Pengendalian hama dan penyakit
Tanaman cabe banyak diserang hama
seperti thrips, kutu daun, lalat buah dan lainnya , serta penyakit
seperti antraknosa, layu bakteri, layu fusarium, bercak daun cercospora,
busuk buah , daun keriting.
Adapun beberapa gejala dan pengendaliannya sebagai berikut :
- Kutu daun Aphis gossypii
Kutu daun terdapat dimana-mana dan makan
segala macam tanaman. Kutu daun menyerang daun yang masih muda dan
tunas muda. Daun muda yang dihisap , pertumbuhan tidak normal, kerdil
berkerut dan keriting. . Kutu apis ini dapat menularkan penyakit virus ,
daun menjadi kerinting .
Pengendalian secara mekanik dapat
dilakukan bila jumlah tanaman terserang sedikit yaitu dengan memijit
menggunakan tangan. Sedangkan secara kimia dapat menggunakan insektisida
dengan dosis sesuai anjuran. Atau dapat juga dilakukan pengendalian
biologi dengan menggunakan predator seperti kumbang macan . Dapat pula
menggunakan kertas aluminium yang dapat memantulkan sinar matahari ke
balik (bawah ) daun tempat hama bersembunyi.
- Thrips tabacci
Thrips menyerang hampir semua tanaman
misal cabe, tomat, sayuran daun, kentang , tembakau dll. Thrips
menghisap cairan pada permukaan daun dan bekasnya berwarna putih seperti
perak. Bila serangan hebat akan terda[at banyak bercak dan warna daun
menjadi putih. Daun yang diserang hama ini akan menggulung, bentuknya
tidak normal dan menjadi keriting. Karena thrips menjadi vektor virus,
maka seringkali kelihatan ada mosaik pada daun yang diserang hingga
pertumbuhan menjadi kerdil, daun sempit mengecil dan keriting. Thrips
pada umumnya bersembunyi dibalik daun sambil menghisap cairan.
Pengendalian secara mekanik dapat
dilakukan bila jumlah tanaman terserang sedikit yaitu dengan memijit
menggunakan tangan. Sedangkan secara kimia dapat menggunakan insektisida
dengan dosis sesuai anjuran. Atau dapat juga dilakukan pengendalian
biologi dengan menggunakan predator seperti kumbang macan . Dapat pula
menggunakan kertas aluminium yang dapat memantulkan sinar matahari ke
balik (bawah ) daun tempat hama bersembunyi.
- Lalat buah Dacus dorsalis
Buah cabe yang diserang lalat ini
bentuknya menjadi kurang menarik dan ada benjolan. Buah cabe akhirnya
terkena cendawan sehingga menjadi busuk . Buah cabe yang terserang
sering dikira terserang penyakit. Untuk membuktikannya sebaiknya buah
dibelah dan bila terdapat larva kecil putih berarti diserang lalat buah.
Pengendalian dengan menggunakan sex
pheromon seperti metil eugenol untuk memikat lalat jantan. Kalau lalat
jantan berkurang maka keturunannya juga akan berkurang.
- Antraknosa
Penyebabnya adalah cendawan Colletotrichum capsicci
yang tersebar dimana ada pertanaman cabe. Penyakit ini bisa timbul di
lapangan atau pada buah yang sudah dipanen. Mula –mula pada buah yang
sudah masak terdapat bercak kecil cekung kebasahan yang berkembang
sangat cepat dan terdapat jaringan cendawan berwarna hitam. Buah
berubah menjadi busuk lunak, berwarna merah kemudian menjadi coklat muda
seperti jerami.
Pengendalian dapat dilakukan dengan cara
biji didesinfiksi menggunakan thiram 0,2 % (Benlate), dan jangan
menanam biji dari buah yang sakit serta dapat menggunakan fungisida
berbahan aktif mankozeb, propineb dan zineb.
- Daun keriting chilli
Daun cabe yang terserang menjadi
keriting dan warnanya menguning, bila serangan hebat pertumbuhan menjadi
kerdil. Tanaman cabe yang terserang ruas-ruasnya menjadi pendek, daun
menjadi kecil dan tepi daun melengkung ke atas. Penyakit ini banyak
menyerang di musim kemarau.
Cabe yang telah terserang tanaman ini
harus dicabut dan dibakar, gulma harus dibersihkan dan dapat diberikan
insektisida sistemik secara rutin dengan dosis anjuran sebelum tanaman
terserang.
PASCA PANEN CABE RAWIT
Panen
Tanaman cabe rawit dapat dipanen setelah
berumur 2,5-3 bulan sesudah disemai. Panenan berikutnya dapat
dilakukan 1-2 minggu tergantung dari kesehatan dan kesuburan tanaman.
Untuk tanaman cabe rawit bila dirawat dengan baik dapat mencapai umur
1-2 tahun, apabila selalu diadakan pemangkasan dan pemupukan kembali
setelah tanaman dipanen. Pemupukan kembali dapat memberikan pupuk
organik seperti kompos maupun pupuk kandang yang sudah menjadi tanah.
Pasca Panen
Cabe yang disimpan dengan suhu sekitar 4 o C dengan kelembaban 95-98 % dapat tahan sekitar 4 minggu dan pada 10 o C masih dalam keadaan baik sampai 16 hari.
Pengeringan .
Pengawetan dalam keadaan segar waktunya
tidak akan lama, tetapi kalu dikeringkan waktu simpan bisa lama. Cabe
yang akan dikeringkan harus dipilih yng berkualitas baik, tangkai
dibuang dan kemudian cabe dicuci bersih. Kemudian dimasukkan dalam air
panas beberapa menit, lalu didinginkan dengan cara dicelupkan dalam air
dingin. Selanjutnya ditiriskan di atas anyaman bambu atau kawat kasa
sehingga airnya keluar semua. Kemudian dijemur pada panas matahari
sampai kering, biasanya kurang lebih selama satu minggu.
Pada musim hujan , pengeringan buah cabe
dapat menggunakan pemanas. Di dalam ruangan pemanas tersebut diberi
para-para beberpa lapis untuk meletakkan cabe. Lapisan cabe jangan
terlalu tebal, cukup satu lapis agar cepat kering. Sebagai sumber panas
dapa memakai lampu listrik , kompor, tungku arang atau bahan lainnya.
Ruangan pemanas dapat dibuat dari kayu
yang berbentuk seperti almari dan bagian dalam diberi lapisan seng.
Sumber pemanas diletakkan di bawah almari yang telah diberi lubang, di
atas pemans ada para-para beberapa lapis. Bagian atas almari diberi
ventilasi yang yang penutupnya dapat diatur besar kecilnya lubang untuk
mengatur suhu dalam almari. Suhu dalam almari diatur lebih kurang 60oC, jangan terlalu panas dengan mengatur ventilasi. Apabila telah melebihi 60oC maka lubang ventilasi dibuka lebar.
Supaya cabe keringnya merata maka
para-para bisa diubah letaknya, misal yang atas di pindah ke bawah
demikian sebaliknya. Banyaknya para-para tergantung besar kecilnya
almari dan jarak antar para-para sekitar 15-20 cm. Cabe dibolak-balik
letaknya setiap 3 jam.
Dengan menggunakan alat pemanas paling
lama dua hari buah cabe akan kering. Buah cabe dianggap kering bila
kandungan airnya tinggal 8 %. Dalam keadaan demikian buah cabe dapat
disimpan lebih lama, namun harus dihindarkan dari serangan hama dan
disimpan dalam wadah kedap udara. Cabe yang dikeringkan dapat langsung
dipakai atau dapat digunakan untuk campuran saos dan cabe bubuk.
Kemasasan Cabe
Sebelum buah cabe dijual sebaiknya
dilakukan seleksi dengan memisahkan buah cabe yang bagus dan yang jelek
kualitasnya. Cabe-cabe tersebut harus dikemas dengan baik agar tidak
rusak. Dengan kemasan yang baik tentu akan menambah beaya namun
kerusakan akan jauh lebih sedikit sehingga keuntungan masih lebih
tinggi.
Buah cabe dapat dikemas dengan kantung
plastik yang telah diberi lubang-lubang kecil dengan jarak anat lubang
sekitar 5-10 cm . setiap kantung plastik dapat diisi cabe dengan berat
0,5 kg; 1 kg; 1,5 kg atau 2 kg. Selanjutnya kantung plastik diletakkan
pada wadah yang dibuat dari bambu atau kardus. Ukuran wadah sebaiknya
tidak terlalu besar yaitu antara 10 x 25 x 25 cm sampai 35 x 50 x 40
cm. Setiap sisi wadah diberi lubang dengan garis tengah 1 cm dan jarak
antar lubang 10 cm.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar