Pages

Senin, 12 November 2012

Budidaya Kentang Sistem Aeroponik

          

Sektor perbenihan merupakan salah satu pendukung utama dalam program pembangunan pertanian yang diarahkan pada peningkatan ketahanan pangan, nilai tambah, daya saing usaha pertanian, dan kesejahteraan petani. Program pembangunan pertanian akan tercapai dengan dukungan dimana salah satunya adalah terpenuhinya benih secara kunatitas dan kualitas. Benih sangat mempengaruhi produktivitas dan kualitas hasil produksi.
      Salah satu program pemerintah disektor pertanian adalah perbenihan kentang yang dilakukan di Kecamatan Bandung pada tahun 1992. Program ini merupakan hasil kerjasama antara Pemerintah Indonesia dengan japan International Cooperation Agency (JICA), telah menghasilkan produk benih kentang yang bermutu dan bersertifikat.
          Dalam upaya mendukung penyediaan benih kentang yang bersertifikat, sejak tahun 1996 Agritek Tasa Nusantara (ATN),salah satu produsen benih bermutu yang berlokasi di kecamatan lembang, Kabupaten Bandung Barat, sampai saatnini terus berkiprah memproduksi benih kentang bermutu dan bersertifikat.
       Teknologi aeroponik merupakan terobosan dalam melipatgandakan benih Go. Teknologi aeroponik dapat menghasilkan umbi kentang yang cukup banyak, beberapa kali lipat bila dibandingkan dengan menggunakan media steril (tanah dan pupuk kandang). Oleh karena itu, pada bulan Desember 2008 peneliti Balai Penelitian tanaman sayuran (Balitsa) bekerjasama dengan ATN mengembangkan teknik aeroponik dan hasilnya mencapai 10 kali lipat dibandingkan dengan konvensional. Adapun ukuran benih yang dihasilkan dengan teknik aeroponik bervariasai dari ukuran sebesar biji kacang tanah sampai sebesar telur bebek.
      Penerapan tehnik aeroponik sebagai teknologi inovatif merupakan terobosan baru dalam usha perbanyakan cepat benih kentang penjenis (Go) dalam mendukung program pembangunan pertanian di sector perbenihan yang siap dikomersialkan, walaupun investasi awal cukup mahal tetapi bila dibandingkan dengan hasil yang berlipat, maka biaya yang dikeluarkan terhitung cukup murah.
      Saat ini Indonesia melangkah dan membuktikan keberhasilan teknologi ini. Penelitian lanjut serta pengembangannya terutama dalam usaha menghasilkan jumlah umbi yang relative banyak dengan ukuran relative sama perlu diteliti lebih lanjut.
         Menurut Kepala Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) Jawa barat, dengan mengoptimalkan peran dan fungsi kelembagaan perbenihan (pemerintah dan swasta) di daerah-daerah akan diperoleh 3 hal yaitu :
1. Kebutuhan benih terpenuhi sesuai kebutuhan varietas, jumlah, mutu, waktu, dan lokasi yang tepat,
2. Kualitas dan kuantitas benih yangb dihasilkan terjamin, dan 3. Terwujudnya usaha perbanihan yang
     tangguh dan mandiri dengan skala usaha yang layak secara komersial dan berkesinambungan.

      Teknologi aeroponik merupakan langkah awal menuju keberhasilan Indonesia memproduksi benih kentang berkualitas tinggi (swasembada benih kentang). Ada 6 kriteria tepat yang harus diperhatikan yaitu tepat varietas, mutu, jumlah, waktu, lokasi dan harga untuk memenuhi benih secara regional dan nasional.
Keuntungan menggunakan aeroponik selain praktis, tidak perlu menggunakan media campuran tanah dan pupuk kandang steril, tidak banyak menggunakan pestisida, menghasilkan benih umbi yang sehat dan bersih,tetapi produksi tinggi (10 x disbanding cara konvensional), mudah dipanen dan diatur sesuai ukuran yang diinginkan, tenaga kerja cukup 1 orang, bebas pathogen (bakteri dan cendawan), nutrisari dapat diatur dan secara optimum diserap oleh tanaman.
        Teknik aeroponik merupakan teknologi modern dengan peralatan dan bahan yang cukup mahal dan memerlukan biaya cukup tinggi, tetapi untuk investasi jangka panjang teknik ini dapat diperhitungkan sesuai dengan program perencanaan dalam memproduksi benih.
Tersedianya benih berkualitas dan bersertifikat akan mempengaruhi peningkatan produktivitas lebih dadri rerata produksi secara nasional yaitu 16,94 t/ha (sebagian besar petani masih menggunakan benih tidak berkualirtas atau generasinya tidak jelas), sehingga produktivitasnya rendah ( <10 t/ha).
         Dukungan prasarana dan prasarana prosesing benih kentang dari Pemerintah memberikan peluang bagi sektor produsen benih swasta untuk berperan dalam kegiatan produksi benih.
Upaya untuk mengoptimalkan dan mengefiensikan teknologi aeroponik dapat dilakukan dengan berbagai cara :
1. Bak tanam dari fiberglass dapat diganti dengan bak papan, container bambu, bak dari bata, buleng ikan,
     atau bak plastic yang memenuhi persyarakat panjang 4m, lebar 1m, dan tinggi 0,70 m.
2. Tutup bak Styrofoam dapat diganti dengan sususnan papan tipis ukuran 1 x 1 m atau menggunakan
     anyaman bambu dan anyaman bilik bamboo.
3. Rumah kasa dapat disederhanakan, menggunakan bahan dari bambu, atap plastic UV dan kedap
    serangga.
4. Mesin pengalir air dan nutrisi dapat diatur waktunya sehingga tidak boros dalam penggunaan listrik

Tahap-tahap pelaksanaan teknik aeroponik sebagai berikut :
1. Stek tanaman kentang berasal dari planlet hasil kultur jaringan ditanam pada media campuran steril (tanah
    dan pupuk kandang v/v 1:2) dalam seed bed di rumah kasa
2. Penanaman stek tanaman kentang pada bak tanam di rumah kasa
3. Stek pucuk tanaman kentang siap ditanam
4. Tanam stek tanaman kentang pada Styrofoam yang telah dilubangi
5. Pertumbuhan dan hasil umbi benih kentang penjenis (Go) pada umur umur 33 65 hari setelah tanam (HST)
6. Panen perdana benih kentang penjenis (Go) menggunakan teknik aeroponik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar